JAKARTA, KOMPAS.com - Jelang gerhana matahari total yang akan terjadi Rabu (22/7), kembali beredar email yang menyatakan akan terjadi gempa besar berkekuatan 6 skala Richter dan tsunami. Informasi dalam selebaran elektronik tersebut dibantah kebenarannya oleh Thomas Djamaluddin,Peneliti Utama Astronomi-Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
"Berita itu bohong, kemungkinan terjadinya gempa terkait dengan posisi bulan baru dan purnama kecil sekali," kata Thomas Djamaluddin ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (21/7). Ia mengatakan walaupun dari segi hipotesis, kemungkinan terjadinya gempa akibat posisi bulan baru dan purnama ada, tetapi sampai saat ini belum ada penelitian yang dapat membuktikan secara konklusif kalau ada keterkaitan di antara keduanya.
Thomas mengakui dari catatan selama ini, ada beberapa peristiwa gempa yang terjadi saat purnama, seperti tsunami di Aceh pada tahun 2004, di Padang Mentawai tahun 2005, dan di Yogyakarta pada tahun 2006. Namun menurutnya, tetap saja belum dapat diambil kesimpulan bahwa akan ada gempa atau tsunami saat gerhana matahari total Rabu (22/7) besok.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa gerhana mungkin hanya sebagai pemicu terjadinya gempa. Penyebab gempa terdapat di kulit bumi, karena gerhana matahari total menyebabkan pasang surut, maka ada kemungkinan pasang surut tersebut mempengaruhi kulit bumi. Sampai saat ini belum ada satu pun penelitian yang dapat meprediksi gempa seperti dipaparkan dalam email tersebut.
"Berita itu bohong, kemungkinan terjadinya gempa terkait dengan posisi bulan baru dan purnama kecil sekali," kata Thomas Djamaluddin ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (21/7). Ia mengatakan walaupun dari segi hipotesis, kemungkinan terjadinya gempa akibat posisi bulan baru dan purnama ada, tetapi sampai saat ini belum ada penelitian yang dapat membuktikan secara konklusif kalau ada keterkaitan di antara keduanya.
Thomas mengakui dari catatan selama ini, ada beberapa peristiwa gempa yang terjadi saat purnama, seperti tsunami di Aceh pada tahun 2004, di Padang Mentawai tahun 2005, dan di Yogyakarta pada tahun 2006. Namun menurutnya, tetap saja belum dapat diambil kesimpulan bahwa akan ada gempa atau tsunami saat gerhana matahari total Rabu (22/7) besok.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa gerhana mungkin hanya sebagai pemicu terjadinya gempa. Penyebab gempa terdapat di kulit bumi, karena gerhana matahari total menyebabkan pasang surut, maka ada kemungkinan pasang surut tersebut mempengaruhi kulit bumi. Sampai saat ini belum ada satu pun penelitian yang dapat meprediksi gempa seperti dipaparkan dalam email tersebut.
sumber :- kompas.com
No comments:
Post a Comment