Karbon dioksida (CO2) yang menyebabkan lautan menjadi "masam" ternyata mengakibatkan telinga ikan bertambah besar ukurannya. Telinga ikan tidak terlihat karana berada di dalam tubuhnya.
Seperti pada manusia, telinga ikan juga berfungsi mengatur gerakan. Ahli biologi oseanografi, David M Checkley dari The Scripps Institution of Oceanography di University of California, San Diego, melakukan penyelidikan, membesarkan ikan bas di perairan dengan kandungan CO2 enam kali ganda dari paras normal. Ternyata otolit (tulang kuping) ikan tumbuh 15-17 % lebih besar dari ukuran normal.
Penyelidikan itu dilakukan pada air laut dengan kandungan CO2 sebesar 3,5 kali ganda kandungan normal—perkiraan kandungan CO2 pada tahun 2100—ternyata otolit ikan membesar 7-9 persen. Penelitian selanjutnya adalah untuk mengetahui adakah dampak jangka panjang kondisi tersebut pada ikan. (ISW)
Seperti pada manusia, telinga ikan juga berfungsi mengatur gerakan. Ahli biologi oseanografi, David M Checkley dari The Scripps Institution of Oceanography di University of California, San Diego, melakukan penyelidikan, membesarkan ikan bas di perairan dengan kandungan CO2 enam kali ganda dari paras normal. Ternyata otolit (tulang kuping) ikan tumbuh 15-17 % lebih besar dari ukuran normal.
Penyelidikan itu dilakukan pada air laut dengan kandungan CO2 sebesar 3,5 kali ganda kandungan normal—perkiraan kandungan CO2 pada tahun 2100—ternyata otolit ikan membesar 7-9 persen. Penelitian selanjutnya adalah untuk mengetahui adakah dampak jangka panjang kondisi tersebut pada ikan. (ISW)
sumber; kompas.com
No comments:
Post a Comment